Penerapan Trigonometri dalam Kehidupan

Salah satu cabang dari matematika adalah trigonometri. Banyak orang yang menganggap bahwa trigonometri adalah materi yang paling sulit dalam ilmu matematika. Dengan anggapan seperti itu maka materi trigonometri akan menjadi semakin sulit dan malas untuk mempelajarinya. Lalu, sebenarnya apa manfaat belajar trigonometri? Apa manfaat dari trigonometri dalam kehidupan sehari-hari? Itulah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan oleh sebagian dari kita. Pada artikel ini akan dijelaskan bagaimana trigonometri digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu Trigonon yang berarti tiga sudut dan metro yang berarti mengukur. Jadi, trigonometri merupakan cabang ilmu matematika yang berkaitan dengan sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri jga dapat diartikan sebagai sebagai cabang matematika yang mempelajari hubungan panjang dan sudut segitiga.

Awalnya, trigonometri ada sebagai solusi atas pemecahan ukuran atas bangun datar-bangun datar yang sederhana. Seiring dengan perkembangan zaman, trigonometri kerap digunakan dalam ilmu terapan (kehidupan sehari-hari), perkembangan ilmu lain, maupun perkembangan ilmu matematika itu sendiri. Trigonometri memiliki peranan penting dalam bidang astronomi, teknik sipil, geografi, navigasi, dan lain sebagainya.

Dalam bidang astronomi, trigonometri memiliki peranan yang sangat besar. Bagaimana tidak, ilmu astronomi berkaitan serat dengan benda-benda langit yang tidak mungkin bisa diukur menggunakan alat ukur seperti penggaris atau yang lainnya. Dalam hal ini, trigonometri memiliki kontribusi yang besar dalam pengukuran benda-benda langit tersebut. Ukuran benda-benda langit dapat diestimasikan menggunakan perbandingan dan sudut. Trigonometri digunakan dalam menemukan jarak antara benda-benda luar angkasa yang satu dengan yang lainnya.

Selain astronomi, trigonometri juga bermanfat di bidang navigasi selama bertahun-tahun dan para navigator menciptakan sextan yaitu sebuah instrument yang dengannya jarak dapat diukur dengan melakukan tariangulasi dengan matahari atau bintang-bintang. Cara kerja sextan adalah sebagai berikut: ketinggian sudut matahari (atau bintang-bintang apapun yang dapat berfungsi sebagai titik referensi) harus ditentukan di atas cakrawala. Lalu, perhitungan matematis dapat dibuat untuk menentukan titik di mana pengamat yaitu orang yang menggunakan sextan, mengetahui dua titik pantai atau pulau. Sextan juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur jarak di mana kapal-kapal pantai berada. Saat ini, sextan telah digantikan oleh sistem satelit yang juga menggunakan teori trigonometri.

Trigonometri erat kaitannya dengan pekerjaan seorang surveyor. Surveyor adalah ahli ilmu ukur tanah. Pengukuran tanah adalah suatu cabang ilmu alam dalam menentukan posisi ruang dimensi tiga dari suatu tempat pada permukaan bumi. Hasil pengukuran tanah yang diperoleh digunakan untuk membuat peta topografi dari bumi yang kemudian digunakan untuk menentukan luas wilayah suatu daerah. Dalam sistem undang-undang agraria zaman sekarang, koordinat eksak batas negara adalah suatu hal yang sangat penting agar batas negara tidak bergeser, seperti yang sering diangkat di media.

Para ahli sipil sangat bergantung pada seorang surveyor. Ketika seorang insinyur membuat perencanaan pembangunan suatu proyek, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, bendungan, gedung bertingkat, dan lain-lain peran surveyor sangat diperlukan. Seorang suveyor juga harus mempersiapkan untuk input data mengenai permukaan bumi dan tanah, setelah itu data diinput pada suatu sistem informasi yang diberi naman GIS (Geographical Information System). Keahlian trigonometri seorang surveyor sangat mempermudah pekerjaannya sehingga beliau tak perlu terjun langsung ke medan-medan yang dirasa sangat sulit.

Manfaat dari trigonometri juga sudah dijelaskan Allah SWT dalam Alquran Surat Yunus ayat 5, yaitu

Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

Berdasarkan QS. Yunus ayat 5, kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan matahari dan bulan salah satunya adalah agar manusia–manusia dimuka bumi ini dapat mengetahui perhitungan waktu. Maka dari itu, masalah penentuan waktu sholat, awal bulan, awal tahun, maupun arah kiblat secara tepat dan akurat sangat banyak memerlukan bantuan matematika. Selain itu, trigonometri juga dapat menghitung waktu sholat dan membantu dalam penentuan penanggalan kalender hijriah.

Tidak hanya itu, contoh sederhana dari penerapan konsep trigonometri dalam kehidupan sehari-hari adalah dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda seperti tinggi pohon, tinggi tiang bendera, tingggi  rumah, dan lain-lain. Mengukur tinggi pohon dapat dilakukan dengan mengukur bayangan yang dibentuk oleh sinar matahari. Jadi, kita tidak perlu untuk memanjat pohon jika ingin menghitung tingginya. Selain itu juga mengukur sudut yang dibentuk oleh titik pangkal pohon, titik ujung bayangan pohon, dan titik ujung pohon tersebut. Dari hasil ukur bayangan tersebut, dengan menggunankan konsep trigonometri untuk menghitung tinggi pohon tersebut yaitu dengan menerapkan nilai perbandingan trigonometri, baik sinus, cosinus dan tangen. Begitu banyak manfaat dari trigonometri dalam kehidupan kita yang dapat kita jumpai.

Sumber:
https://www.kompasiana.com/defriyana94487/62addb90fdcdb418897ac842/penerapan-trigonometri-dalam-kehidupan