Pakem, 10 September 2024 – Pembelajaran matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang kering dan membosankan. Namun, tidak demikian halnya dengan siswa-siswi SMAN 1 Pakem. Pada hari Selasa, 10 September 2024, mereka diajak untuk belajar statistika dengan cara yang lebih menyenangkan dan bermakna melalui model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL).
Tema yang diangkat dalam pembelajaran kali ini adalah masalah kesehatan yang sedang menjadi perhatian dunia, yaitu diabetes dan obesitas. Siswa diajak untuk menganalisis data tentang kadar gula dalam berbagai merek minuman kemasan serta menghitung indeks massa tubuh (IMT) mereka sendiri.
Dengan menggunakan data yang mereka kumpulkan, siswa kemudian diminta untuk mencari tahu hubungan antara konsumsi minuman manis dengan risiko terkena diabetes dan obesitas. Mereka juga diajak untuk menyajikan data dalam bentuk grafik dan tabel yang informatif, serta menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis mereka.
“Pembelajaran dengan model PBL ini sangat menarik karena kita diajak untuk memecahkan masalah yang nyata,” ujar Aylazora,salah seorang siswa. “Saya lebih sadar kalau mengonsumsi minuman kemasan tinggi gula itu berbahaya, soalnya dulu masih suka menyepelekan.”
Menurut Akhmada, guru matematika yang menginisiasi kegiatan ini, pembelajaran dengan model PBL diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam berpikir. Selain itu, pembelajaran ini juga bertujuan untuk mengaitkan materi statistika dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingatnya.
“Dengan memahami konsep statistika melalui permasalahan yang relevan, diharapkan siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika memilih makanan dan minuman yang sehat,” ujar Laily yang juga guru di SMAN 1 Pakem.
Kegiatan pembelajaran ini mendapat sambutan positif dari siswa maupun guru. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan agar pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Manfaat Pembelajaran PBL:
- Belajar aktif: Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
- Relevan: Materi pembelajaran dikaitkan dengan masalah nyata.
- Bermakna: Siswa dapat melihat manfaat dari apa yang mereka pelajari.
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Siswa dilatih untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan.
- Kolaborasi: Siswa belajar bekerja sama dalam kelompok.